Berdasarkan prinsip reliability engineering, penyebab equipment breakdown berubah terhadap waktu. Hal ini bisa dijelaskan dalam “life span charateristic curve” atau yang biasa disebut dengan bath-up curve. Gambar berikut memperlihatkan bath-up curve dan hubungannya dengan penyebab dan strategi yang bisa digunakan sebagai countermeasure.
Ketika mesin/equipment dalam kondisi baru, failure rate pada awalnya tinggi dan perlahan-lahan turun seiring dengan penyesuaian kondisi operasi equipment dengan proses. Dan, pada akhirnya failure rate akan menjadi lebih stabil pada periode tertentu, dan pada akhir umur equipment tersebut, failure rate akan naik (wear-out failure period).
Early period, accidental period dan wear-out period memiliki penyebab yang berbeda. Hal ini terlihat jelas pada gambar diatas. Oleh karenanya untuk mencapai zero breakdown yang diinginkan karateristik dari breakdown tersebut harus diketahui dengan baik sehingga pencegahan (countermeasure) bisa diimplementasikan secara spesifik.
Penyebab failure pada state awal (early period) adalah adanya kesalahan pada tahap desain dan manufaktur. Untuk mengatasinya, team desain harus melakukan tes terlebih dahulu sebelum benar-benar terpasang dan beroperasi. Dengan mengembangkan prosedure tes ini diharapkan semua kelemahan yang ditemukan bisa dilakukan improvement untuk mengkoreksi semua weakness yang ditemukan sehingga meminimalisasi kegagalan pada saat pengopersian.
Accidental failure disebabkan terutama oleh kesalahan yang disebabkan oleh pengoperasian equipment dengan tidak benar. Dan yang paling efektif untuk pencegahannya adalah menjaga agar equipment tersebut bisa beroperasi dengan benar dan tepat.
Wear-out failure disebabkan oleh terbatasnya umur alami dari sebahagian atau keseluruhan part dari sebuah equipment. Masa pakai equipment tersebut bisa diperpanjang dengan cara preventive maintenance dan improvement dari sisi maintainability nya (melalui perubahan di design). Hal ini bisa mengurangi failure rate di akhir masa pakai dari equipment tersebut.
Dari ketiga tipe failure yang terjadi, maintenance prevention adalah metode yang paling efektif untuk mencegah sebuah equipment mengalami failure/kegagalan oleh ketiga tipe tadi. Juga, maintenance free equipment design haruslah menjadi pemikiran utama pada saat design dari sebuah equipment sehingga ketiga tipe failure tersebut bisa dicegah. Oleh karena itu preventive maintenance sendiri tidak mampu untuk mengeliminir breakdown equipment. Sehingga jelaslah bagi kita bahwa semua bagian turut serta bertanggung jawab. Mulai dari design/planning, operation department dan tentu saja departement maintenance.
Source : Seiichi Nakajima, “Introduction to TPM” Productivity Press.
No comments:
Post a Comment